Loading...
Indera7.Com - Keinginan ibu untuk membuat anak terlihat gaya saat hari raya Idul Fitri berujung petaka.
Cincin permata yang disematkan di jari mungil sang anak, malah membuatnya dibawa ke rumah sakit.
Sudah menjadi kebiasaan banyak orang tua memakaikan anaknya aksesoris.
Mereka berharap aksesoris itu dapat mempercantik penampilan sang anak.
Apalagi saat hari raya Idul Fitri.
Mulai dari baju hingga aksesoris disematkan pada anak.
Tapi mesti ditegaskan bahwa anak-anak belum mengetahui soal bahaya dari benda itu.
Seperti yang dialami oleh ibu bernama Siti Shuada.
Dirinya memposting pengalaman pahit soal cincin permata yang diberikan pada anak.
Dilansir Siakapkeli.my anak itu telah mengisap jarinya ketika tidur.
Namun apa yang tidak disangkanya adalah anaknya itu telah menelan cincin yang ada di jarinya itu.
"Anak saya Aleesa tengah tidur di buaian memakai cincin di jarinya sebab siap-siap mau berhari raya.
Saat itu ada kakaknya di sebelah buaian.
Tiba-tiba Aleesa batuk dan terdengar seperti tercekik.
Saya berlari dan bertanya pada kakaknya.
Saya takut dia kasih adiknya biskuit atau apa.
Saya lihat di dalam mulutnya tidak ada apa-apa.
Kakaknya bilang tadi adik isap jarinya.
Saya pun sadar bahwa cincin yang saya pakaikan tertelan.
Saya hubungi suami dan menyuruh saya bawa Aleesa ke rumah sakit.
Di rumah sakit, dokter bilang anak saya harus menjalani rontgen.
Setelah di-rontgen, kami melihat dengan jelas ada cincin permata di perutnya.
Hati saya pun sedih dan menangis.
Saya peluk Aleesa erat-erat.
Saya semakin takut ketika dokter bilang cincin itu ada bagian tajamnya sehingga kemungkinan bisa melukai usus dan tempat lainnya.
Dokter bilang Aleesa harus dirawat di rumah sakit dan kemungkinan dioperasi.
Saya jadi tambah risau."
Keesokan harinya, Siti menulis sebuah status lagi di Facebook.
Dia merasa bersyukur bahwa cincin yang ada di perut Aleesa akhirnya bisa dikeluarkan.
"Alhamdulillah, keajaiban terjadi pagi ini.
Saya sangat senang tidak terkira.
Beberapa dokter yang melihat hasil rontgen mengatakan cincin di dalam perut Aleesa bisa keluar melalui kotoran.
Jadi dia tidak perlu dioperasi.
Dokter bilang saya cukup beli cokodok pisang dan setelah Aleesa memakannya.
Alhamdulillah, dia akhirnya buang air banyak sekali dan cincin itu ikut terbuang.
Ya Allah, saya sedih bercampur haru.
Kotorannya ada merah-merah.
Dokter bilang mungkin cincinnya sempat melukai dinding perutnya, tapi itu akan sembuh dalam dua atau tiga hari lagi.
Ini semua pelajaran buat saya.
Kita tak perlu memakaikan aksesori yang tidak perlu pada anak-anak, apalagi yang masih balita.
Jangan hanya karena ingin anak kita tampil lucu dan cantik, kita berlebihan memakaikan perhiasan kepada mereka."
Sumber:tribunnews.com
Cincin permata yang disematkan di jari mungil sang anak, malah membuatnya dibawa ke rumah sakit.
Sudah menjadi kebiasaan banyak orang tua memakaikan anaknya aksesoris.
Mereka berharap aksesoris itu dapat mempercantik penampilan sang anak.
Apalagi saat hari raya Idul Fitri.
Mulai dari baju hingga aksesoris disematkan pada anak.
Tapi mesti ditegaskan bahwa anak-anak belum mengetahui soal bahaya dari benda itu.
Seperti yang dialami oleh ibu bernama Siti Shuada.
Dirinya memposting pengalaman pahit soal cincin permata yang diberikan pada anak.
Dilansir Siakapkeli.my anak itu telah mengisap jarinya ketika tidur.
Namun apa yang tidak disangkanya adalah anaknya itu telah menelan cincin yang ada di jarinya itu.
"Anak saya Aleesa tengah tidur di buaian memakai cincin di jarinya sebab siap-siap mau berhari raya.
Saat itu ada kakaknya di sebelah buaian.
Tiba-tiba Aleesa batuk dan terdengar seperti tercekik.
Saya berlari dan bertanya pada kakaknya.
Saya takut dia kasih adiknya biskuit atau apa.
Saya lihat di dalam mulutnya tidak ada apa-apa.
Kakaknya bilang tadi adik isap jarinya.
Saya pun sadar bahwa cincin yang saya pakaikan tertelan.
Saya hubungi suami dan menyuruh saya bawa Aleesa ke rumah sakit.
Di rumah sakit, dokter bilang anak saya harus menjalani rontgen.
Setelah di-rontgen, kami melihat dengan jelas ada cincin permata di perutnya.
Hati saya pun sedih dan menangis.
Saya peluk Aleesa erat-erat.
Saya semakin takut ketika dokter bilang cincin itu ada bagian tajamnya sehingga kemungkinan bisa melukai usus dan tempat lainnya.
Dokter bilang Aleesa harus dirawat di rumah sakit dan kemungkinan dioperasi.
Saya jadi tambah risau."
Keesokan harinya, Siti menulis sebuah status lagi di Facebook.
Dia merasa bersyukur bahwa cincin yang ada di perut Aleesa akhirnya bisa dikeluarkan.
"Alhamdulillah, keajaiban terjadi pagi ini.
Saya sangat senang tidak terkira.
Beberapa dokter yang melihat hasil rontgen mengatakan cincin di dalam perut Aleesa bisa keluar melalui kotoran.
Jadi dia tidak perlu dioperasi.
Dokter bilang saya cukup beli cokodok pisang dan setelah Aleesa memakannya.
Alhamdulillah, dia akhirnya buang air banyak sekali dan cincin itu ikut terbuang.
Ya Allah, saya sedih bercampur haru.
Kotorannya ada merah-merah.
Dokter bilang mungkin cincinnya sempat melukai dinding perutnya, tapi itu akan sembuh dalam dua atau tiga hari lagi.
Ini semua pelajaran buat saya.
Kita tak perlu memakaikan aksesori yang tidak perlu pada anak-anak, apalagi yang masih balita.
Jangan hanya karena ingin anak kita tampil lucu dan cantik, kita berlebihan memakaikan perhiasan kepada mereka."
Sumber:tribunnews.com