Loading...
Pulih dari Corona & Lockdown Baru Dibuka, Pasar Wuhan Jual Daging Kelelawar Lagi, Tak Ada Kapoknya?
Setelah dua bulan alami lockdown, kini pasar Huanan di Wuhan China mulai beroperasi dan kembali menjual hewan liar.
Daging hewan-hewan liar yang kembali dijual di pasar Huanan seperti kelelawar, ular, anjing, tikus dan lainnya.
Padahal pasar seafood Huanan di Wuhan, China merupakan tempat pertama kali di mana virus corona muncul pada bulan Desember.
Virus corona mulai menyebar dan menyebabkan puluhan ribu kematian di seluruh dunia.
Pemerintah China terpaksa menutup pasar Wuhan pada Januari 2020.
Di bulan Februari, pemerintah juga menyatakan larangan pada perdagangan dan konsumsi hewan liar.
Bahkan seluruh China saat itu juga lockdown hingga 2 bulan lamanya.
Namun setelah dinyatakan tidak ada kasus virus corona yang baru di negaranya, pasar Huanan kembali menjual hewan-hewan liar.
Saksi mata mengklaim kerumunan besar turun ke pasar dalam ruangan di Guilin, China barat daya, dan Dongguan, China selatan, ketika mereka dibuka kembali kemarin.
Banyak daerah di China telah merayakan "kemenangan" atas virus corona.
Bisnis yang sebelumnya ditutup karena wabah corona pun kembali dibuka untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu.
Melansir Dailystar, Minggu (29/3/2020), kegiatan itu disaksikan oleh koresponden Mail on Sunday, yang menggambarkannya sebagai "sangat meresahkan".
Koran itu melaporkan bahwa tampaknya tidak ada upaya yang dilakukan untuk mencegah wabah di masa mendatang dengan meningkatkan standar kebersihan.
Di Dongguan, kelelawar yang terkait dengan wabah Covid-19 bahkan diiklankan oleh penjual obat.
Pemerintah telah mengumumkan pada penduduk China untuk kembali menjalani kegiatan secara normal.
Hal itu dilakukan setelah hanya ada sejumlah kecil infeksi baru yang dilaporkan.
Koresponden yang tidak disebutkan namanya yang berbasis di Tiongkok itu mengatakan, "Semua orang di sini percaya wabah telah berakhir dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.
"Itu hanya masalah di luar negeri sekarang sejauh yang mereka khawatirkan."
Dan di Dongguan, mereka menyatakan, satu-satunya perubahan adalah bahwa penjaga menghentikan orang-orang mengambil gambar.
"Pasar telah kembali beroperasi dengan cara yang persis sama seperti yang mereka lakukan sebelum virus corona," kata mereka.
Beberapa bulan lalu, pasar di Wuhan benar-benar ditutup setelah kasus-kasus awal corona diidentifikasi berasal dari daerah itu.
Lebih dari 665.000 orang telah terinfeksi di seluruh dunia, dengan Spanyol, Italia, AS dan Inggris di antara negara-negara yang paling parah terkena dampaknya.
Setidaknya 30.900 orang diketahui telah meninggal. (Intisari-online.com/Tatik Ariyani).
Sebagian artikel ini telah tayang di Intisari-online.com dengan judul Seolah Tak Ada Kapoknya, Pasar di China Asal Corona Kembali Jual Daging Kelelawar dan Kalajengking
Sementara Indonesia Baru Berkutat dengan Corona, Wuhan Kini Bisa Bernapas Lega, Bagaimana Caranya?
Pandemi virus corona yang melanda berbagai penjuru dunia kini sudah masuk ke Indonesia.
Sejak akhir Februari lalu, virus corona mulai terdeteksi di Indonesia dan hingga kini masih terus menelan korban.
Kini pemerintah Tanah Air sedang menggalakkan social distancing atau physical distancing dan menutup sejumlah fasilitas umum.
Sementara Indonesia sedang berkutat dengan virus corona, Wuhan di Provinsi Hubei Tiongkok.
Seperti yang diketahui, Wuhan diduga adalah kota pertama tempat virus corona "menginvasi".
Bahkan Kota Wuhan juga menjadi yang pertama kali melakukan lockdown agar penyebaran virus corona tidak semakin meluas.
Selama kurang lebih empat bulan berjuang melawan virus corona, kini Kota Wuhan telah bisa bernapas lega.
Seperti dilansir dari KOMPASTV, pemerintah Tiongkok berencana membuka lockdwon Wuhan pada 8 April 2020 mendatang.
Sejak 25 Maret 2020 lalu, secara perlahan lockdown di Wuhan dibuka oleh pemerintah.
Bahkan di media sosial banyak beredar video petugas medis di Wuhan yang berjejer sambil satu persatu melepas masker yang selama ini setia menemani mereka melawan pandemi virus corona.
Lalu, bagaimana Wuhan bertahan dari pandemi virus corona ini?
Melansir dari SCMP, pemerintah Tiongkok telah menerapkan sistem membagi kota menjadi zona-zona dengan blok dan komunitas terpisah.
Di setiap zona akan ada pengontrol yang ditugaskan sebagai manajer sosial.
Pengontrol tersebut bertanggung jawab untuk melaporkan kondisi penduduk setempat kepada pemerintah daerah.
Mereka juga akan memantau semua kegiatan di lingkungan yang ditugaskan itu, serta memberi bantuan kepada orang lanjut usia dan penyandang disabilitas.
Proyek yang diberi nama China National Grid ini pertama kali diuji coba di distrik Dongcheng Beijing pada 2004 silam.
Sistem ini telah ada selama beberapa tahun, tetapi tidak pernah dianggap serius sampai virus corona mewabah.
Di Wuhan sendiri, ada 13.000 zona dan 8.700 pekerja yang masing-masing mengelola 300 hingga 500 rumah tangga.
Selama virus corona mewabah, banyak sukarelawan yang bergabung untuk membantu mereka membeli makanan dan obat-obatan, bahkan barang-barang penting lainnya.
Para petugas itu juga mengumpulkan data kesehatan penduduk seperti suhu tubuh.
Mereka juga intens melakukan komunikasi dengan penduduk setempat melalui aplikasi pesan singkat.
Dengan berjalannya sistem ini, Wuhan berhasil bertahan.
Hal ini karena sejak 11 Februari lalu, komite pengendalian dan pencegahan epidemi Wuhan telah memerintahkan semua area perumahan membatasi pergerakannya dengan memanfaatkan sistem zonasi itu. (TribunStyle/Vega)