Loading...
Indera7.Com - Sering kali kita menganggap enteng orang yang kita "tahu" memiliki perasaan sama kita.
Mungkin kita melakukan bermacam cara yang ujungnya menyakiti orang tersebut.
Seperti jual mahal, atau acuh tak acuh dengan perhatian yang ia berikan.
Demikianlah yang menimpa wanita ini.
Ia baru sadar bahwa ia telah kehilangan seorang lelaki baik yang mencintainya pada hari pernikahan lelaki tersebut.
Namun, penyesalan memang selalu datang terlambat.
Seperti inilah kisahnya!
Hari ini ada temen yang nangis ke aku bilang kalo cowok yang udah ngejar dia dari lama.
Cowok yang pernah bikin dia terharu dan tersentuh, hari ini menikah.
Tiba-tiba denger kabar seperti itu, aku juga tidak tahu harus bagaimana menghiburnya, juga tidak menemukan "alasan" untuk menghiburnya.
Aku bilang sama temanku, "Orang udah tunggu kamu 5 tahun... Kalau dia nunggu lagi, udah umur berapa dia?"
Pas aku bilang begitu, ia tampak gagap, tidak tahu harus berkata apa, lalu meratap ke jendela.
"Tadi aku datang ke resepsinya"
"Pengantinnya cantik sekali"
"Lebih cantik dari aku. Semua tamu yang datang pada liatin"
"Dia juga ganteng pake jas, berdiri di atas panggung"
"Aku sama sekali ga pernah sadar kalo dia ternyata semenarik itu."
Belum sempat aku ngomong, dia lanjut bilang,
"Aku mengira aku tidak pernah cinta sama dia"
"Aku mengira tidak peduli aku cinta padanya atau tidak, dia akan terus berada di sisiku"
"Aku mengira dia akan selalu jadi milikku. Terserah aku mau atau tidak."
"Tapi…. Pas aku lihat dia sama pengantinnya bertukaran cincin"
"hatiku rasanya sakit sekali. Entah kenapa air mataku mengalir keluar"
"Pas mereka ciuman, aku ga berani liat, aku buang muka."
"Saat itu aku baru sadar, yang paling menyakitkan bukanlah orang yang kamu cintai tidak mencintaimu"
"Tapi melainkan orang yang bertahun-tahun mencintaimu"
"tiba-tiba membalikkan badan dan meninggalkanmu untuk bersama orang lain."
"Ketika kamu melihat orang yang bilang kalau ia mencintaimu"
"Dan akan selalu menunggumu itu mengenakan cincin ke jari orang lain, kamu bisa dengar suara hatimu pecah."
Sambil nangis, ia terus menceritakan kisah dulu pas cowok itu masih mengejarnya.
Hal-hal yang kedengarannya bodoh sekali tapi sebenarnya sungguh berharga.
"Dulu pas ia sedang menjalani wajib militer, telepon atau handphone pun semua diblokir"
"Tidak boleh dibawa masuk ke dalam posko militer"
"Dia pun sembunyi-sembunyi, jalan jauh-jauh mencari telepon umum hanya untuk meneleponku"
"Aku tidak tahu. Waktu itu sedang musim dingin, suhu hanya -10 derajat"
"Tapi cowok bodoh itu cuma demi nelpon aku"
"Rela jalan jauh-jauh di kondisi ekstrim cuma buat denger suaraku
"Aku malah ga sabaran bilang, kurang kerjaan ngapain nelpon-nelpon?"
Temanku sekarang, walaupun sambil nangis sambil cerita, tapi wajahnya tampak senyum bahagia.
Dia bilang dia ga pernah sadar kalau cowok itu memberikan perhatiannya pada cewek lain.
Hatinya akan begitu sakit.
Sebenarnya, aku sendiri pun tidak tahu, temanku sedih karena merasa telah kehilangan "mainan" atau merasa kehilangan jodoh yang nyata-nyata, adalah jodoh yang baik.
Mungkin kita melakukan bermacam cara yang ujungnya menyakiti orang tersebut.
Seperti jual mahal, atau acuh tak acuh dengan perhatian yang ia berikan.
Demikianlah yang menimpa wanita ini.
Ia baru sadar bahwa ia telah kehilangan seorang lelaki baik yang mencintainya pada hari pernikahan lelaki tersebut.
Namun, penyesalan memang selalu datang terlambat.
Seperti inilah kisahnya!
Hari ini ada temen yang nangis ke aku bilang kalo cowok yang udah ngejar dia dari lama.
Cowok yang pernah bikin dia terharu dan tersentuh, hari ini menikah.
Tiba-tiba denger kabar seperti itu, aku juga tidak tahu harus bagaimana menghiburnya, juga tidak menemukan "alasan" untuk menghiburnya.
Aku bilang sama temanku, "Orang udah tunggu kamu 5 tahun... Kalau dia nunggu lagi, udah umur berapa dia?"
Pas aku bilang begitu, ia tampak gagap, tidak tahu harus berkata apa, lalu meratap ke jendela.
"Tadi aku datang ke resepsinya"
"Pengantinnya cantik sekali"
"Lebih cantik dari aku. Semua tamu yang datang pada liatin"
"Dia juga ganteng pake jas, berdiri di atas panggung"
"Aku sama sekali ga pernah sadar kalo dia ternyata semenarik itu."
Belum sempat aku ngomong, dia lanjut bilang,
"Aku mengira aku tidak pernah cinta sama dia"
"Aku mengira tidak peduli aku cinta padanya atau tidak, dia akan terus berada di sisiku"
"Aku mengira dia akan selalu jadi milikku. Terserah aku mau atau tidak."
"Tapi…. Pas aku lihat dia sama pengantinnya bertukaran cincin"
"hatiku rasanya sakit sekali. Entah kenapa air mataku mengalir keluar"
"Pas mereka ciuman, aku ga berani liat, aku buang muka."
"Saat itu aku baru sadar, yang paling menyakitkan bukanlah orang yang kamu cintai tidak mencintaimu"
"Tapi melainkan orang yang bertahun-tahun mencintaimu"
"tiba-tiba membalikkan badan dan meninggalkanmu untuk bersama orang lain."
"Ketika kamu melihat orang yang bilang kalau ia mencintaimu"
"Dan akan selalu menunggumu itu mengenakan cincin ke jari orang lain, kamu bisa dengar suara hatimu pecah."
Sambil nangis, ia terus menceritakan kisah dulu pas cowok itu masih mengejarnya.
Hal-hal yang kedengarannya bodoh sekali tapi sebenarnya sungguh berharga.
"Dulu pas ia sedang menjalani wajib militer, telepon atau handphone pun semua diblokir"
"Tidak boleh dibawa masuk ke dalam posko militer"
"Dia pun sembunyi-sembunyi, jalan jauh-jauh mencari telepon umum hanya untuk meneleponku"
"Aku tidak tahu. Waktu itu sedang musim dingin, suhu hanya -10 derajat"
"Tapi cowok bodoh itu cuma demi nelpon aku"
"Rela jalan jauh-jauh di kondisi ekstrim cuma buat denger suaraku
"Aku malah ga sabaran bilang, kurang kerjaan ngapain nelpon-nelpon?"
Temanku sekarang, walaupun sambil nangis sambil cerita, tapi wajahnya tampak senyum bahagia.
Dia bilang dia ga pernah sadar kalau cowok itu memberikan perhatiannya pada cewek lain.
Hatinya akan begitu sakit.
Sebenarnya, aku sendiri pun tidak tahu, temanku sedih karena merasa telah kehilangan "mainan" atau merasa kehilangan jodoh yang nyata-nyata, adalah jodoh yang baik.