Loading...
Indera7.Com - Laki-laki dan perempuan dijodohkan untuk bisa membina keluarga baru dan menciptakan generasi berikutnya. Meski begitu, harus ada Kerjasama yang baik diantara mereka agar tercipta keluarga yang sakinah mawadah warohmah.
Namun kebanyakan terjadi, sang suami malah sok dan tidak mempedulikan istri, bahkan memandangnya rendah. Bukannya wanita juga seorang ibu yang sangat besar pengorbanan dan perjuangannya, terutama untuk anak-anaknya. Lalu jika mereka sudah dilakukan seenaknya oleh suaminya, itu berarti dia tidak dihargai oleh suami mereka. Apalagi melakukan 10 tindakan ini, seperti yang dikutip dari ruangmuslimah.
1. Merasa Dirinya “laki-laki”
Merasa superior hanya karena dia laki-laki. Padahal tak seorang pun tahu akan lahir sebagai laki-laki atau perempuan. Yang itu artinya, siapa pun tidak berhak merasa sombong. Semuanya karena Allah.
2. Mampu Menafkahi tapi tidak mau memberi
“Hak-hak wanita atas kalian (para suami) ialah memberi nafkah, menyediakan sandang dengan cara yang baik,” (HR Abu Dawud).
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah melebihkan sebagian mereka(laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka,” (Annisa: 34) .
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari apa yang telah Allah karuniakan kepadanya. Allah tidaklah memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang telah Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan,” (Ath-Thalaq: 7).
Kewajiban suami memberi nafkah keluarga sesuai kemampuan adalah wajib. Jika dalam kondisi pas-pasan saja laki-laki harus bertanggung jawab menafkahi keluarga, apalagi kalau berlebih. Maka, suami yang tidak mau memberi nafkah padahal mampu bukanlah suami yang menghargai istrinya lebih-lebih dirinya sendiri. Na’udzubillah.
3. Membandingkan istri dengan wanita lain atau mantannya
“Lihat tuh Dek, dia bisa menghasilkan uang meski cuma di rumah aja,” “Kamu kok enggak bisa seputih dia, sih,”
Bagi seorang istri yang perasaannya begitu halus kata-kata suami yang seperti itu adalah tamparan. Istri merasa tidak dihargai padahal sudah berusaha memberikan yang terbaik. Bila pun ingin memberi masukan ke istri seharusnya tidak perlu membawa nama-nama pihak ketiga.
4. Gak mau tau segala urusan, Apalagi urusan rumah
Suami dan istri adalah tim yang solid. Harusnya saling mengisi dan memahami, dan bukan bersikap bodo amat “pokoknya aku udah ngerjain tugasku, udah titik!”
5. Tidak menjaga diri dan hati
Foto-foto selfie berdua begitu akrab dengan wanita lain, balas-balasan pesan dengan menggunakan kata-kata mesra, bahkan sampai jalan bareng berdua dengan lawan jenis padahal enggak ada urusan apa-apa. Beberapa hal tersebut adalah contoh suami yang tidak bisa menjaga diri dan hati, tidak menghargai istri. Padahal, tidak hanya istri saja yang harusnya dituntut untuk menjaga diri, tapi juga suami.
6. galak dan ringan tangan pada istri padahal tidak pada orang lain
Padahal logikanya kalau dengan orang lain saja harus baik, apalagi dengan istri. Ya, kan?
7. Mengungkit-ungkit pemberiannya pada istri
“Kalau bukan karena aku …” “Coba kalau enggak nikah sama aku …” Padahal kesuksesan suami juga tidak terlepas dari doa istri. Pepatah mengatakan “behind a great man, there is a great woman,”
Dan lagi, semua hanya titipan. Kenapa sombong hanya karena diberi kesempatan lebih. Bagaimana jika kondisi beberapa tahun ke depan berbalik: suami bangkrut, istri berjaya. Apa sang suami enggak malu?
“Kepunyaan-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi, Dia melapangkan rizki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya dan menyempitkannya, Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu,” (Asy- Syuura: 12)
8. Tidak mau bekerja, pemalas, & membebankan semua urusan ke istri
“Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla,” (HR. Ahmad)
“Sesungguhnya di antara dosa-dosa yang tidak dapat dihapus (ditebus) dengan pahala sholat, haji, dan sedekah namun hanya dapat ditebus dengan kesusahpayahan dalam mencari nafkah,” (HR. Athabrani).
9. Melakukan kekerasan fisik dan psikis
Dua hal ini jelas-jelas bisa berakibat fatal. Bila kekerasan fisik mungkin masih bisa segera hilang, namun tidak dengan psikis. Trauma luka akibat kekerasan psikis tidak bisa dengan mudah hilang dalam sekejap. Bahkan bisa berimbas ke anak.
10. Tidak membiarkan istrinya maju, meremehkan istri
“Bang, aku mau ikut kelas online ya?” “Emang kamu bisa?”. “Mas kalau begini gimana?" “Udahlah, diem aja. Kamu tahu apa, sih,” Nah, gimana. Selama yang dilakukan istri positif dan demi kebaikan keluarga, harusnya suami mendukung.
padahal seorang ibu kan dituntut untuk bisa mendidik anak-anaknya. Padahal selain mendapat ilmu, istri juga bisa mendapat uang tabahan sehingga bisa membantu finansial keluarga.
Namun kebanyakan terjadi, sang suami malah sok dan tidak mempedulikan istri, bahkan memandangnya rendah. Bukannya wanita juga seorang ibu yang sangat besar pengorbanan dan perjuangannya, terutama untuk anak-anaknya. Lalu jika mereka sudah dilakukan seenaknya oleh suaminya, itu berarti dia tidak dihargai oleh suami mereka. Apalagi melakukan 10 tindakan ini, seperti yang dikutip dari ruangmuslimah.
1. Merasa Dirinya “laki-laki”
Merasa superior hanya karena dia laki-laki. Padahal tak seorang pun tahu akan lahir sebagai laki-laki atau perempuan. Yang itu artinya, siapa pun tidak berhak merasa sombong. Semuanya karena Allah.
2. Mampu Menafkahi tapi tidak mau memberi
“Hak-hak wanita atas kalian (para suami) ialah memberi nafkah, menyediakan sandang dengan cara yang baik,” (HR Abu Dawud).
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah melebihkan sebagian mereka(laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka,” (Annisa: 34) .
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari apa yang telah Allah karuniakan kepadanya. Allah tidaklah memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang telah Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan,” (Ath-Thalaq: 7).
Kewajiban suami memberi nafkah keluarga sesuai kemampuan adalah wajib. Jika dalam kondisi pas-pasan saja laki-laki harus bertanggung jawab menafkahi keluarga, apalagi kalau berlebih. Maka, suami yang tidak mau memberi nafkah padahal mampu bukanlah suami yang menghargai istrinya lebih-lebih dirinya sendiri. Na’udzubillah.
3. Membandingkan istri dengan wanita lain atau mantannya
“Lihat tuh Dek, dia bisa menghasilkan uang meski cuma di rumah aja,” “Kamu kok enggak bisa seputih dia, sih,”
Bagi seorang istri yang perasaannya begitu halus kata-kata suami yang seperti itu adalah tamparan. Istri merasa tidak dihargai padahal sudah berusaha memberikan yang terbaik. Bila pun ingin memberi masukan ke istri seharusnya tidak perlu membawa nama-nama pihak ketiga.
4. Gak mau tau segala urusan, Apalagi urusan rumah
Suami dan istri adalah tim yang solid. Harusnya saling mengisi dan memahami, dan bukan bersikap bodo amat “pokoknya aku udah ngerjain tugasku, udah titik!”
5. Tidak menjaga diri dan hati
Foto-foto selfie berdua begitu akrab dengan wanita lain, balas-balasan pesan dengan menggunakan kata-kata mesra, bahkan sampai jalan bareng berdua dengan lawan jenis padahal enggak ada urusan apa-apa. Beberapa hal tersebut adalah contoh suami yang tidak bisa menjaga diri dan hati, tidak menghargai istri. Padahal, tidak hanya istri saja yang harusnya dituntut untuk menjaga diri, tapi juga suami.
6. galak dan ringan tangan pada istri padahal tidak pada orang lain
Padahal logikanya kalau dengan orang lain saja harus baik, apalagi dengan istri. Ya, kan?
7. Mengungkit-ungkit pemberiannya pada istri
“Kalau bukan karena aku …” “Coba kalau enggak nikah sama aku …” Padahal kesuksesan suami juga tidak terlepas dari doa istri. Pepatah mengatakan “behind a great man, there is a great woman,”
Dan lagi, semua hanya titipan. Kenapa sombong hanya karena diberi kesempatan lebih. Bagaimana jika kondisi beberapa tahun ke depan berbalik: suami bangkrut, istri berjaya. Apa sang suami enggak malu?
“Kepunyaan-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi, Dia melapangkan rizki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya dan menyempitkannya, Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu,” (Asy- Syuura: 12)
8. Tidak mau bekerja, pemalas, & membebankan semua urusan ke istri
“Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla,” (HR. Ahmad)
“Sesungguhnya di antara dosa-dosa yang tidak dapat dihapus (ditebus) dengan pahala sholat, haji, dan sedekah namun hanya dapat ditebus dengan kesusahpayahan dalam mencari nafkah,” (HR. Athabrani).
9. Melakukan kekerasan fisik dan psikis
Dua hal ini jelas-jelas bisa berakibat fatal. Bila kekerasan fisik mungkin masih bisa segera hilang, namun tidak dengan psikis. Trauma luka akibat kekerasan psikis tidak bisa dengan mudah hilang dalam sekejap. Bahkan bisa berimbas ke anak.
10. Tidak membiarkan istrinya maju, meremehkan istri
“Bang, aku mau ikut kelas online ya?” “Emang kamu bisa?”. “Mas kalau begini gimana?" “Udahlah, diem aja. Kamu tahu apa, sih,” Nah, gimana. Selama yang dilakukan istri positif dan demi kebaikan keluarga, harusnya suami mendukung.
padahal seorang ibu kan dituntut untuk bisa mendidik anak-anaknya. Padahal selain mendapat ilmu, istri juga bisa mendapat uang tabahan sehingga bisa membantu finansial keluarga.