Loading...
Indera7.Com - Peluang Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto dan petahana Joko Widodo sama-sama besar di pemilihan presiden 2019.
"Kans Jokowi masih besar untuk kembali terpilih untuk periode kedua," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Pangi Sarwi Chaniango kepada JPNN, Minggu (23/4).
Pangi menjelaskan, andai Jokowi berhasil memperlihatkan keberhasilannya dalam membangun infrastruktur, maka akan mudah membuat masyarakat memercayainya lagi. Misalnya, pembangunan fisik yang tampak mulai dari tol, irigasi, rel kereta, pelabuhan, bandara, mass rapid transit, light rail transit, dan kereta cepat.
BACA JUGA: Keyakinan Prabowo Kalahkan Jokowi di Pilpres 2019, Siapa Cawapresnya?
"Maka sangat mudah menghipnotis masyarakat sehingga memantapkan pilihannya kembali memilihnya sebagai presiden," ujar Pangi.
Dia mengatakan, nanti masyarakat tentu akan membanding-banding pembangunan di era Jokowi dengan rezim ketika Susilo Bambang Yudhoyono.
Direktur Eksekutif Voxpol itu menilai tiga tahun pemerintahan Jokowi, tampak langsung apa yang sudah dilakukannya. "Saya kira semua akan gunting pita di awal tahun 2019 untuk pembangunan infrastruktur Jokowi. Maka Jokowi makin kinclong dan bisa mulus kembali menjadi presiden," katanya.
Menurut dia, masyarakat akan melihat yang tampak dan yang sudah dilakukan. Sebab, paling mudah untuk dijual atau dijadikan capaian adalah pembangunan infrastruktur. "Walaupun pada saat yang sama pembangunan itu tidak melulu infrastruktur juga ada pembangunan sumber daya manusia tak bisa diabaikan," jelasnya.
Bagaimana kans Prabowo? Dia mengatakan, dari dukungan partai tentu sangat baik. "Namun dari amunisi politik belum tentu," tegasnya.
Menurut dia, untuk maju menjadi calon presiden butuh amunisi yang tak sedikit (high cost). "Pilpres tahun 2014 Prabowo sudah habis-habisan dan kembang kempis keuangannya," ujar Pangi.
Dia pun menegaskan, kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang menghantam Prabowo sudah tidak lagi berpengaruh dan berimplikasi untuknya.
"Saya kira kasus HAM yang menghantam Prabowo tidak lagi memberikan efek, tidak berpengaruh lagi. Waktu pilpres 2014 memang Prabowo dibuat belepotan karena diungkit-ungkit kasus HAM masa lalu," katanya.
Dia menegaskan, Prabowo masih punya pesona dan efek. Contohnya, kata dia, setiap calon kepala daerah diusung langsung oleh Prabowo, rata-rata banyak yang jadi. Mulai dari Jokowi, Basuki Tjahaja Purnama di DKI Jakarta, Ridwan Kamil di Bandung, dan terakhir Anies Baswedan di DKI Jakarta.
"Itu tak bisa kita tutup mata, anak didik Prabowo yang sukses menjadi kepala daerah dan presiden," pungkasnya. (Sumber: jpnn.com)